Beberapa waktu sempat ramai ada anak SMP ingin menikah. What ??? Padahal mereka masih diusia dini. Bukannya ga boleh menikah tapi alangkah baiknya diundur setelah usia mereka sudah cukup usia menikah.
Klo saran bu Eka, ada hal-hal yang harus dipersiapkan ga hanya cinta loh. Di acara BKKBN di TMII tanggal 15 Mei 2018 , para undangan mendapatakan ilmu baru lagi mengenai keluarga .
Coba ya klo ketika saya bertanya ” sebutkan contoh keluarga yang harmonis?” kira-kira akan menjawab apa ya? Pasti rata-rata akan menjawab “Rumah cemara” . Dari dulu dan sekarang keluarga ini memang menjadi sosok ideal walau hidup sederhana tapi bahagia.
Ibu Eka Sulistya Eduningsih – Direktur Bina Keluarga Remaja BKKBN dengan gaya santai dan kocak memberi nasehat agar yang belum menikah bisa mempersiapkan diri dan yang sdah menikah. Apa saja yang perlu dipersiapkan?
Mulai dari umur menikah ya? Memang cinta tidak mengenal usia dan waktu. Ia bisa datang kapan saja. Sekarang pemerintah memperlakukan peratura batasan menikah untuk wanita dan pria.
Idealnya usia menikah untuk perempuan diumur 20 tahun dan lelaki 25 tahun. Ketika pasangan menikah diusia dini. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Bisa jadi pola pengasuhan cenderung kurang matang. Ketika menikah diusia anak-anak, sifat emosional belum matang. Mengurus anak sendiri belum bisa bagaimana mengurus orang lain.
Karena alasan diatas BKKBN melakukan kampanye “Cinta Terencana”. Ketika dibanyak orang masih menganggap BKKBN hanya mengurus tentang KB saja, sekarang persepsi harus dihilangkan karena BKKBN juga menghandle lebih luas mengenai kependudukan.
Wah jarang-jarang bisa mendapatkan ilmu daging seperti ibu Eka paparkan. Selanjutnya mba Resi berbagi pengalaman mengenai dunia blog. Cara menulis yang selama ini diterapkan seperti blogger mempunyai jati diri, membagikan postingan ke media sosial.
Dan sesi penutup, menjadi sesi pelengkap dari semuanya. Ibu Roslina Verauli, M. Psi juga menyampaikan beberapa penjelasan tentang pernikahan, hal-hal apa yang terjadi disebuah keluarga dan apa saja motif postif dan negatifnya,.
Saya sendiri suka dengan penyampaian Bu Roslina. Apa yang diberikan sesuai dengan pengalaman. Para undangan juga bisa berinteraktif dengan bertanya apa saja kendala yang dialami sekarang. Malah ada simulasinya juga loh.
Karena simulasi ini kita jadi tau mengapa respon suami tidak menyenangkan, ya bisa jadi karna istrinya berkata/bersikap belum tepat. Yuk kita mulai dari keluarga bahagia dari sebelum menikah.
Mempersiapkan hal-hal lahir batin, ilmu dan pengetauan mengenai keluarga. Dampaknya Insya Allah anak-anak tumbuh dan berkembang dengan optimal dan akhirnya dengan keluarga terencana bisa membuat Indonesia menjadi lebih baik.
Comments (3)
Anak bangsa berkualitas di mulai dari pendidikan orangtua dan pasangan kompak sehingga jarang bertengkar
Membangun keluarga rencananya harus kokoh ya kayak membangun gedung.
Makan tu cinta, hahaha.
Apa gak tau kalau kehidupan pernikahan tak seindah drama2 korea haha 😛
Emang sebaiknya terencana, kapan nikah, trus sblm nikah siap2in dulu nabung buat beli rmh, buat anak sekolah dll. Intinya segala hal yg sesuai planning dan gak tergesa2 tu insyaAlah lbh baik ya mbk 😀