Lebih dari lebih dari 6 juta Tenaga Kerja Indonesia bekerja di luar negeri. Faktor penyebab menjadi TKI karena masalah ekonomi dan masalah rumah tangga. Bisa juga karena tidak ada pilihan lain. Tidak mempunai pekerjaan di dalam negeri menjadi alasan. Bukan niat awal menjadi TKI. Diluar sana banyak cerita buruk mengenai TKI walau sebenarnya ada kisah yang patut dibanggakan dari para pejuang devisa ini.
Senin 15 Mei 2017 bertempat di Hotel Millenium, Tempo bekerjasama dengan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia memberi penganugerahan kepada TKI Inspiratif pilihan Tempo dan membuat diskusi mengenai perbaikan sistem perlindungan TKI.
Sebelumnya majalah Tempo mengambil data peserta lalu dipersimpit menjadi 14 nama yang dianggapp berhasil mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dan akhirnya terpilih 8 orang yang bisa menginspirasi lingkungannya. Atas dasar pencapaian-pencapaian yang sukses ketika bekerja diluar ataupun yang sudah kembali di indonesia akhirnya mereka sukses dan menginspirasi.
Hadir di acara Bapak Ari Zulkifli memberikan sambutan juga hadir Bapak Menteri Ketenagakerjaan, Bapak M. Hanif Dhakiri, Dede Yusuf – Komisi XIX. Pak Hanif Dhakiri memberikan masukan dan informasi mengenai ketenagakerjaan Indonesia di luar negeri.
Jika dilihat yg dihadapi TKI bukan sebuah pilihan melainkan belum ada pilihan. Pemerintah saat ini memdirikan Satgas terpadu dgn Kementerian Luar Negeri dalam menangani permasalahan pengiriman TKI. Jadi sebelum berangkat mereka didik dengan baik sesuai dengan skill yang diperlukan. Diharapkan adalah TKI yang memiliki keahlian dan terampil dalam pekerjaannya
“Memperbaiki citra TKI/buruh migran seolah olah dirundung masalah. Mengubah paradigma masyarakat dan perlu adanya pencapaian manajemen sdm dalam masalah imigrasi admnistrasi” Ujar Pak Hanif Dhakiri
Dari 6,5 jt TKI yg ada, sekitar 1% yg mendapat masalah. Tapi bagaimana pun haruss diselesaikan masalah ini agar tidak melebar. Melibatkan peran swasta atau calo tenaga kerja. Butuh biaya besar untuk melakukan pelatihan TKI agar mereka mempunyai skill yang kompeten. Anggaran ini akan segera dibahas oleh DPR
Hampir tidak ada peraturan pro TKI.Problem yg dihadapi saat ini hampir tidak ada peraturan-peraturan yang mempermudah masalah TKI. Poin-poin terpenting dalam penegakan HAM buruh migran. Ironisnya salah satu peraturan pemerintah menganggap TKI adalah PRT. Padahal ada juga yang bekerja di pabrik dan sektor industri lainnya.
Mau tau siapa saja 8 orang TKI Inspiratif Versi Tempo? Berikut 8 orang TKI yang menginspirasi :
- Budi Firmansyah, mantan anak buah kapal di Okinawa, Jepang.
- Dwi Tantri , asal Surabaya yang menjadi TKI di Taiwan.
- Siti Badriyah. asal Grobogan, Jawa Tengah, Mempunyai pengalaman yang tidak bagus selama menjadi TKI. Siti membuat Konsorsium Pembela Buruh Migran (Kopbumi) dan Migrant Care.
- Balq Nurhasanah, mantan TKI Arab Saudi asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Setelah kembali di Indonesia Bala menjadi kader kesehatan desa membantu para keluarga TKI sambil bercocok tanam.
- Sutriyana dari Kulon Progo asal DI Yogyakarta. Mantan operator mesin di Malaysia setelah kembali di Indonesa membka usaha gula semut.
- Siti Mariam Ghozali asal wonosobo adalah mantan TKI di Hong Kong dan Taiwan. Ketika menjadi TKI, dia aktif kursus mandarin dan bahasa Inggris. Juga rajin menulis cerpen.
- Heni Sri Sundani, mantan TKI di Hong Kong asal Bogor, Jawa Barat. Lahir dari keluarga kurang mampu, Heni terus berusaha menggapai mimpi dan akhirnya bisa lulus kuliah di Universitas Terbuka
- Yusup Nuryana, mantan TKI di Brunei Darussalam asal Garut. Karena kecelakaan kerja akhirnya Yusup kembali ke Indonesia dan sekarang berwirausaha tenun akar wangi,
Selamat kepada 8 TKI inspiratif. Semoga terus berkarya dan menginspirasi bagi semua TKI dan orang lain.